Minggu, 02 Juni 2013

KONSEP DASAR ANTROPOLOGI


            Antropologi adalah disiplin ilmu sosial yang mempelajari tentang manusia yakni tentang bagaimana manusia hidup dan berprilaku. Antropologi mempelajari manusia dari dua sudut pandang, yakni fisik dan budaya. Antropologi fisik merupakan cabang antropologi yang mempelajari tentang evolusi manusia dan perbedaan (fisik) manusia di muka bumi. Sedangkan antropologi budaya memusatkan perhatian pada apa yang telah dan sedang dilakukan manusia untuk beradaptasi dan tetap hidup di lingkungannya.
Sebagaimana ilmu-ilmu sosial lainnya, penggunaan konsep dalam antropologi adalah penting karena pengembangan konsep yang terdefinisikan dengan baik merupakan tujuan dari setiap disiplin ilmu. Walaupun menurut Keesing (1958 : 152), “Tidak ada dua ahli antropologi yang berfikirnya sama persis, atau menggunakan dengan tepat pengoperasian konsep-konsep atau simbol-simbol yang sama.” Adapun yang merupakan contoh konsep-konsep antropologi diantaranya :
  1. Kebudayaan
Konsep paling esensial dalam antropologi adalah konsep kebudayaan. Pada tiap disiplin ilmu sosial terdapat konsep kebudayaan, yang didefinisikan menurut versi yang berbeda-beda. Dalam antropologi, menurut Koentjaraningrat (1990 : 80), yang disebut kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar. Tiap orang hanya dapat memperoleh (menguasai) unsur-unsur kebudayaan dengan jalan belajar. Tidak ada satupun unsur kebudayaan dapat dimiliki oleh seseorang tanpa belajar. Belajar dapat terjadi baik dalam proses sosialisasi yang bersifat informal maupun dalam pengajaran yang bersifat formal (Banks & Clegg, 1977:273).
  1. Tradisi
Tradisi adalah suatu pola perilaku atau kepercayaan yang telah menjadi bagian dari suatu budaya yang telah lama dikenal sehingga menjadi adat istiadat dan kepercayaan secara turun-temurun (Soekanto, 1993:520). Misalnya saja tradisi mappaccing yang dilaksanakan sehari sebelum hari akad nikah di Sulawesi Selatan.
  1. Difusi
Difusi adalah proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan secara meluas sehingga melewati batas tempat di mana kebudayaan itu timbul (Soekanto, 1993:150). Dalam proses difusi ini erat kaitannya dengan konsep inovasi (pembaharuan). Sedangkan menurut Everett M. Rogers dalam karyanya Diffusion of Innovation (1983), cepat tidaknya suatu proses difusi sangat erat hubungannya dengan empat elemen pokok, yaitu :
a)      Sifat inovasi
b)      Komunikasi dengan saluran tertentu
c)      Waktu yang tersedia
d)     Sistem social warga masyarakat
  1. Akulturasi
Akulturasi adalah proses pertukaran ataupun saling memengaruhi dari suatu kebudayaan asing yang berbeda sifatnya sehingga unsur-unsur kebudayaan asing tersebut lambat laun diakomodasikan dan diintegrasikan ke dalam kebudayaan itu sendiri tanpa kehilangan kepribadiannya sendiri (Koentjaraningrat, 1990:91). Dalam akulturasi terjadi proses seleksi. Suatu kebudayaan hanya dapat menerima unsur-unsur kebudayaan lain dalam batas-batas tertentu, ialah unsur-unsur yang dapat dilebur bersama atau diintegrasikan dengan unsur kebudayaan sendiri. Apabila suatu kebudayaan akan mengambil atau memakai unsur-unsur kebudayaan asing tertentu, maka unsur-unsur asing tersebut dimodifikasi sehingga menjadi serasi dengan unsur-unsur kebudayaan sendiri. Apabila terjadi pemaksaan dalam penerimaan unsur-unsur kebudayaan asing, maka akan berakibat negatif terhadap kebudayaan penerima, bahkan bisa menyebabkan kehancuran kebudayaan penerima tersebut.
  1. Etnosentrisme
Tiap-tiap kelompok cenderung untuk berfikir bahwa kebudayaan dirinya itu adalah superior (lebih baik dan lebih segalanya) dari pada semua budaya yang lain. Inilah yang disebut etnosentrisme. Seorang ahli komunikasi interkultural, Fred E. Jandt dalam karyanya Intercultural Communication : An Introduction (1998:52) mengemukakan etnosentrisme merupakan sikap secara negatif menilai aspek budaya orang lain oleh standar kultur diri sendiri.

sumber: http://catatankhaerunnisaa.wordpress.com/tag/istilah-istilah-di-dalam-antropologi/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar